NAMA :
RIANI ASTUTI
KELAS :
4EA41
1.
Unsur-unsur
dalam komunikasi bisnis?
Dalam komunikasi bisnis terdapat enam
unsur pokok, yaitu:
·
Memiliki tujuan, artinya komunikasi bisnis harus memiliki
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sejalan dengan tujuan organisasi.
·
Pertukaran, dalam hal ini melibatkan paling tidak dua orang
atau lebih yakni komunikator dan komunikan.
·
Gagasan, opini, informasi, instruksi merupakan isi dari pesan
yang bentuknya beragam tergantung tujuan, situasi, dan kondisinya.
·
Menggunakan saluran personal atau impersonal yang mungkin
bersifat tatap muka, menggunakan media tertentu atau melalui media yang
menjangkau jutaan orang secara bersamaan.
·
Menggunakan simbol atau sinyal yang merupakan alat atau
metode yang dapat dimengerti atau dipahami oleh penerima untuk menyampaikan
pesan.
·
Pencapaian tujuan organisasi: salah satu karakteristik yang
membedakan organisasi atau lembaga formal dari informasi adalah adanya tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya oleh manajemen.
2.
Pola komunikasi
bisnis?
Secara umum pola kumunikasi (patterns of
communication) dibedakan menjadi 2 saluran, yaitu :
A. Saluran Komunikasi Formal
Dalam struktur organisasi, garis,
fungsional, maupun matriks, akan tampak berbagai macam posisi atau kedudukan
masing-masing sesuai dengan batas tanggung jawab dan wewenangnya. Dalam
kaitannya dengan proses penyampaian informasi dari manajer kepada bawahan, pola
transformasi informasinya dapat berbentuk 3 pola yaitu:
1. Komunikasi dari atas ke bawah
Komunikasi dari atas ke bawah (top-down) merupakan jalur komunikasi yang berasal
dari atas (manajer) ke bawah (karyawan) merupakan penyampaian pesan yang dapat
berbentuk perintah, instruksi, maupun prosedur untuk dijalankan para bawahan
dengan sebaik-baiknya. Menurut Katz dan Kahn, komunikasi ke bawah mempunyai 5
tujuan pokok yaitu :
§ Memberikan pengarahan atau instruksi
kerja tertentu,
§ Memberikan informasi kenapa pekerjaan itu
harus dilaksanakan,
§ Memberikan informasi tentang prosedur dan
praktik organisasional,
§ Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja
kepada para karyawan,
§ Menyajikan informasi mengenai aspek
ideologi dalam membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang
ingin dicapai.
2. Komunikasi dari bawah ke atas
Atau disebut buttom-up communicatin
berarti alur pesan yang disampaikan berasal dari bawah (karyawan) menuju ke
atas (manajer). Pesan mula-mula berasal dari para karyawan yang selanjutnya
disampaikan ke jalur yang lebih tinggi.
·
Komunikasi Horizontal
Atau
horizontal communication atau sering disebut komunikasi lateral (lateral
communication) adalah komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang
memiliki posisi sejajar atau sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan
komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan persuasi, mempengaruhi, dan
memberikan informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki kedudukan
sejajar.
·
Komunikasi Diagonal
Atau
diagonal communication melibatkan komunikasi antara dua tingkat (level)
organisasi yang berbeda. Contohnya adalah komunikasi formal antara manager
pemasaran dengan bagian pabrik, antara manager produksi dengan bagian promosi,
antara manager produksi dengan bagian akuntansi dan lain sebagainya.
B. Saluran Komunikasi Informal
Dalam jaringan komunikasi informal,
orang-orang yang ada dalam suatu organisasi, tanpa mempedulikan jenjang
hierarki, pangkat, dan kedudukan atau jabatan, dapat berkomunikasi secara luas.
Meskipun hal-hal yang mereka perbincangkan biasanya bersifat umum, seperti
mengobrol tentang humor yang baru di dengar, keluarga, anak-anak, dunia
olahraga, musik, acara film, dan sinetron tv, dan kadang kala mereka juga
membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan situasi kerja yang ada dalam
organisasinya.
3.
Pengaruh
pemanfaatan teknologi informasi dalam pengambilan keputusan ?
Membuat keputusan (decision making)
adalah suatu proses memilih alternatif tertentu dari beberapa alternatif yang
ada. Jadi, membuat keputusan adalah suatu proses memilih antara berbagai macam
cara untuk melaksanakan pekerjaan. Semakin berpengalaman dalam pengambilan
keputusan, semakin besar pula kepercayaan diri yang akan semakin berorientasi
pula pada suatu tindakan. Jika seorang wirausaha mampu mengambil suatu
keputusan dalam batas-batas waktu yang masuk akal, mungkin ia mampu mengambil
suatu keputusan yang menguntungkan sehingga sewaktu-waktu muncul
peluang-peluang bisnis.
Di sini seorang Wirausaha harus cepat
mengambil suatu keputusan agar dapat menggunakan kesempatan sebaik-baiknya.
Wirausaha yang ingin maju dalam bisnisnya, harus dapat memutar akal dengan
mengandalkan intuisi, ide-ide yang penuh kreatif dan inovatif. Mereka juga
harus memandang persoalan dalam konteks yang lebih luas, sambil mengingat bahwa
keputusan-keputusan utama akan mempunyai akibat-akibat jangka panjang atas
operasi bisnisnya. Seorang wirausaha diharapkan lebih aktif dalam dan lebih
kreatif, karena ia harus membuat keputusan (decision making) tanpa bantuan
data-data kuantitatif (data berbentuk angka-angka) atau dukungan staf yang
berpengalaman. Keberhasilan seorang Wirausaha di dalam bisnis, tergantung pada
kemampuan membuat keputusan yang meningkatkan keuntungan bisnisnya pada masa
yang akan datang. Kemampuan membuat keputusan dapat diperoleh dari
pengalamannya selama bertahun-tahun. Akan tetapi, dalam prakteknya pasti ada
saja kesalahan-kesalahan, yang harus cepat disadari dan diambil tindakan
pembetulannya.
Dalam perusahaan besar, biasanya
pembuatan dan pengambilan keputusan itu didasarkan atas dasar data-data dan
dokumentasi perusahaan yang terdapat dalam survei, laporan usaha, dan
sebagainya. Informasi ini biasanya telah dihimpun dengan cara yang sudah
ditentukan, sesuai dengan teknik-teknik pemecahan masalah.
4.
Peran komunikasi
dalam bisnis?
Komunikasi
tidak akan terjadi jika tidak ada seorangpun yang membutuhkannya. Seseorang
akan membutuhkan komunikasi jika dia menyadari adanya mahluk hidup lain selain
dirinya. Jika dunia begitu sunyi dan tidak ada mahluk hidup, maka tidak akan
pernah tercipta komunikasi, dan kita tidak perlu belajar tentang sistem
komunikasi.
Manusia
membutuhkan komunikasi untuk bertanya, berdiskusi, menyampaikan informasi dan
menerima infromasi dari orang lain. Tanpa komunikasi, tidak akan ada pesan atau
informasi yang perlu dikirim dan disampaikan.
5.
Pemanfaatan
teknologi informasi dalam komunikasi bisnis?
Bagi dunia bisnis, jejaring
telekomunikasi awalnya digunakan seperti halnya jejaring listrik, distribusi
air, dan jejaring utilitas lain. Apa yang dulunya merupakan biaya untuk
menjalankan bisnis, sekarang menjadi sumber keuntungan kompetitif. Layanan TIK
sekarang digunakan oleh semua sektor ekonomik, mulai dari pertambangan dan
pertanian sampai layanan finansial, manufaktur dan kepariwisataan. Jejaring
privat ini hadir di semua industri global, di mana perusahaan multinasional
menjadi perusahaan jejaring.
Para pengguna bisnis berskala besar
memiliki kebutuhan akan sistem yangcost-effective, leluasa, aman, automated,
terpadu dan terandalkan. Jika para penyedia layanan lokal tidak dapat memenuhi
kebutuhan ini, dengan biaya yang masuk akal, perusahaan-perusahaan besar
memiliki pilihan untuk mengembangkan sendiri jejaring privat.
Perusahaan multinasional telah dapat
mengkoordinasikan produksi dan marketing dengan sistem komunikasi berbasis
satelit dengan kapabilitas video-conferencing, untuk tujuan mengkoordinasikan
pengembangan produk dan disain manufaktur. Perusahaan-perusahaan kecil lebih
terbatas kemampuannya untuk mengembangkan jejaring TIK sendiri ataupun untuk
menyewa, karena besarnya biaya. Ini menjadi pilihan yang ekonomik hanya jika
organisasi tersebut cukup besar untuk menimbulkan cukup trafik untuk
menghasilkan penghematan. Oleh karena ini, perusahaan-perusahaan global
merupakan pihak-pihak yang pertama yang mengadopsi TIK baru. Sektor-sektor yang
sangat bergantung pada TIK mencakup, antara lain perusahaan-perusahaan layanan
finansial.
Pada ruang lingkup yang lebih luas,
sebagai contoh pada lingkungan bisnis, kehadiran teknologi informasi mulai
disadari dapat menghadirkan berbagai solusi yang dapat membantu proses bisnis
yang ada. Departemen TI pada sebuah perusahaan mulai dibangun dan secara
konstan diminta untuk mengembangkan suatu layanan, mengembangkan suatu sistem,
dan mengoptimalkan efesiensi bisnis berbasis teknologi informasi.